Minggu, 15 Februari 2009

PEMENANG atau PECUNDANG

Sebenarnya semenjak kita belum terlahir ke dunia diri kita sudah berpotensi sebagai pemenang. Sel sperma yang berjumlah berjuta-juta tapi ternyata hanya satu sperma yang mampu membuahi sel telur. Kompetisi antar sel sperma dengan jumlah kompetitor yang banyak memunculkan satu sperma yang sanggup membuahi sel telur. Setelah dibuahi, maka proses pembentukan manusia pun dimulai. Dan manusia dari hasil pembuahan itu adalah kita.
Yang perlu kita pertanyakan dalam diri kita, apakah kita sudah memiliki mental seorang pemenang ataukah kita sebenarnya justru mempunyai karakter kuat seorang pecundang. Sungguh dengan mental pemenang ini, seorang Shalahuddin Al-Ayubi mampu merebut Yerussalem pada tahun 1187 Masehi tanpa menindas bahkan memberi rahmat, begitu pun Rasulullah SAW mampu menaklukkan kota Makkah tanpa pertumpahan darah. Mereka benar-benar memiliki mental pemenang yang telah teruji.
Memang, sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pasti memiliki dua karakter tersebut, akan tetapi lebih dominan mana antara karakter pemenang dan pecundang. Dominasi antara kedua karakter inilah yang akan mempengaruhi sikap mental kita. Untuk itu kita akan bisa membandingkan dan mendeteksi, yang manakah karakter yang ada dalam diri kita apakah pemenang atau pencundang. Berikut adalah ciri-ciri kedua karakter tersebut.

Ciri Seorang Pemenang
1. Dalam setiap aktifitasnya selalu mampu mengatasi setiap masalah, bahkan ia menjadi bagian dari solusi. Baik masalah yang sedang dihadapinya maupun masalah yang terkait dengan orang lain atau lingkungannya.
2. Kerjanya nyata dan selalu melakukan perencanaan-perencanaan yang matang. Mampu mengeliminir masalah dan menciptakan peluang dari masalah yang dihadapi. Sebuah contoh konkrit adalah Thomas Alfa Edison, ketika seseorang menanyakan tentang perasaannya ketika ia berkali-kali gagal saat membuat bola lampu. Edison menjawab bahwa ia sama sekali tidak gagal, melainkan berhasil menemukan beribu-ribu cara untuk membuat bola lampu. Dengan penyikapan yang positif tersebut, maka Edison berhasil memberi sumbangan kepada dunia dan menjadi legenda.
3. Bertanggung jawab setiap tugas atau rencana yang dikerjakan. Mampu bekerja dalam tim dan paham apa yang ditugaskan oleh tim kepadanya.
4. Tidak menunda waktu. Apa yang bisa dikerjakan sekarang tidak perlu menunggu hari esok. Apa yang bisa dikerjakan hari esok tidak perlu menunggu lusa. Kerja cerdas adalah kerja yang efektif dan efisien. Sang pemenang pandai memanfaatkan setiap waktu yang dimiliki.
5. Selalu optimis setiap menghadapi kesulitan. Seorang pemenang tidak pernah mengeluh terhadap setiap masalah yang datang.
6. Lapang dada dengan segala kritikan. Kritik baginya adalah pil pahit yang harus diminum untuk menyembuhkan penyakit. Sebuah kritikan baginya adalah pemicu untuk membuatnya lebih maju.
7. Tidak menganggap remeh orang lain. Seorang pemenang sadar bahwa kesuksesan yang dimilliki seseorang tidak semata-mata karena kemampuannya sendiri tapi pasti ada keterlibatan orang lain, baik secara langsung maupun tidak. Sehingga dia selalu menghargai sekecil apapun peran atau bantuan orang lain terhadapnya. Seorang pemenang selalu memperhitungkan sekecil apapun kemampuan seseorang.

Ciri seorang Pecundang :
1. Seorang pecundang tidak pandai mengatasi permasalahan yang dihadapinya, bahkan lebih parah lagi dia selalu menjadi bagian dari masalah itu sendiri.
2. Sifat seorang pecundang adalah selalu mencari alasan atau mencari kambing hitam dari setiap kegagalan yang dialaminya. Dia tidak mau mengakui kelemahannya dan akan selalu mencari alasan untuk menutupi kelemahannya.
3. Tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya tidak bisa dilaksanakan dengan baik. Seorang pecundang juga akan kesulitan untuk bekerja dalam tim, karena cenderung tidak mau tahu (cuek) terhadap apa yang ditugaskan kepadanya.
4. Pecundang adalah si penunda waktu. Bahkan banyak waktu yang tidak bisa dimanfaatkan olehnya. Waktu yang ada digunakan untuk hal-hal yang tidak substantif. Akibatnya setiap langkah dan keputusannya pun tidak pernah efektif dan tidak efisien.
5. Mudah menyerah terhadap permasalahan yang dihadapinya. Selalu merasa kalah dan salah. Hari-harinya diliputi rasa salah dan ketidakberdayaan. Terlena dengan kegagalan serta tidak mau bangkit darinya.
6. Bagi seorang pecundang kritikan adalah suatu penghinaan terhadap harga dirinya. Tidak mau menerima koreksi dari orang lain. Akibatnya dia tidak pernah menemukan kesuksesan dalam dirinya.
7. Sifat buruk lain yang dimiliki si pecundang adalah merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Sifat takabur mendominasinya, menyebabkan dia cenderung meremehkan orang lain.
Kita sudah tahu bagaimana si pemenang dan si pecundang memandang sebuah permasalahan. Manakah yang lebih dominan dalam diri kita, apakah pemenang atau pecundang? Jika ternyata yang lebih dominan adalah sifat si pecundang, maka kita tidak perlu berkecil hati. Karena masih ada waktu dan kesempatan untuk bisa merubah dan memperbaiki diri. Mulailah dari sekarang dan jangan ditunda lagi. Kesuksesan tidak dimiliki oleh orang pintar, yang berharta, berkedudukan tinggi, atau strata sosial tertentu. Tapi kesuksesan adalah milik setiap orang yang mau berusaha dan bekerja keras. Wallahu a’lam.

(Terima kasih buat Bapak Cahyawan Nowo Putro yang menginspirasi tulisan ini)